Di Depan Para Calon Advokat, Ketua PA Cirebon Tegaskan Urgensi dan Manfaat Berperkara Secara Elektronik (E Court)

Cirebon (28/11/2024) | www.pa-cirebon.go.id

Pengadilan Agama (PA) Cirebon terus mengukir langkah inovatif dalam dunia peradilan dengan memperkenalkan sistem peradilan elektronik atau e-court, yang bertujuan untuk mempermudah akses keadilan bagi masyarakat.

Langkah ini semakin diperkuat dengan kehadiran Ketua PA Cirebon, Dr. Nasich Salam Suharto, Lc., LLM, yang menjadi salah satu narasumber dalam Diklat Khusus Profesi Advokat (DKPA) yang diselenggarakan oleh Kongres Advokat Indonesia (KAI) Cabang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Angkatan XVIII. Acara ini berlangsung di Hotel Bentani, Cirebon, pada tanggal 15 hingga 30 November 2024, diikuti oleh para calon advokat di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Turut menjadi narasumber beberapa figure terkenal seperti Prof. Dr. Eman Suparman, SH., MH dan beberapa tokoh lainnya.

Dalam kesempatan ini, Dr. Nasich Salam Suharto memaparkan materi tentang e-court sebagai sistem peradilan yang memungkinkan proses hukum dilakukan secara digital. Beberapa layanan yang dibahas dalam diklat tersebut meliputi e-filing (pendaftaran perkara secara elektronik), e-payment (pembayaran perkara elektronik), e-summons (pemanggilan pihak berperkara secara elektronik), hingga e-litigation (persidangan elektronik). Lebih jauh lagi, Dr. Nasich menjelaskan bahwa upaya hukum elektronik, baik di tingkat banding, kasasi, maupun peninjauan kembali (PK), juga kini dapat dilakukan melalui sistem ini.

“Berperkara secara elektronik memberikan banyak keuntungan, terutama dalam hal efisiensi. Ini menghemat waktu, biaya, dan memudahkan akses keadilan. Proses dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, tanpa perlu hadir langsung di pengadilan,” ujar Dr. Nasich dalam paparannya. Ia menambahkan bahwa sistem ini juga berbasis paperless sehingga mengurangi penggunaan kertas dan mempercepat proses administrasi.

Keuntungan lainnya adalah proses pemanggilan dan pemberitahuan yang lebih cepat dan sederhana, serta memudahkan pihak yang berada di luar negeri untuk terlibat dalam proses hukum tanpa prosedur delegasi yang rumit. Sistem ini juga memungkinkan masyarakat dengan keterbatasan ekonomi untuk mengajukan perkara secara prodeo (pembebasan biaya perkara), sehingga semua pihak dapat mengakses keadilan tanpa terkendala biaya.

PA Cirebon, di bawah pimpinan Dr. Nasich, telah berkomitmen untuk memperkenalkan dan mengimplementasikan e-court kepada masyarakat. Sejak awal tahun 2024 hingga saat berita ini dilansir, tak kurang dari 60% perkara di PA Cirebon telah diproses secara elektronik. Ke depan, PA Cirebon akan terus memperluas dan meningkatkan kualitas layanan digital ini agar semakin memudahkan masyarakat dalam mencari keadilan dengan cara yang lebih modern dan efisien.

“Sebagai tanggung jawab moral, saya hadir memenuhi undangan sebagai narasumber dalam diklat ini untuk memastikan semua pihak, khususnya para calon advokat, memahami betul manfaat dan implementasi e-court yang telah digulirkan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia. Hal ini juga merupakan bagian dari implementasi cetak biru atau Blueprint Mahkamah Agung 2010-2035, yang mendorong digitalisasi untuk mempermudah pelayanan publik,” tegas Dr. Nasich.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat, para peserta diklat, serta advokat dan praktisi hukum, juga memberikan masukan serta bertanya terkait tantangan yang dihadapi dalam implementasi E-Court, baik dari sisi teknis maupun hukum. Dr. Nasich menekankan pentingnya kolaborasi antara pihak pengadilan, advokat, dan masyarakat untuk memperlancar sistem ini.

Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi para praktisi hukum untuk saling berbagi pengetahuan serta membahas perkembangan dunia peradilan di tanah air, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi dalam sistem peradilan seperti E-Court.

PA Cirebon berharap bahwa melalui pemanfaatan teknologi informasi yang terus meningkat, proses peradilan akan semakin efisien, adil, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Inovasi ini diharapkan dapat terus berkembang, memberikan kemudahan dalam mengakses keadilan, serta mendorong terciptanya akses keadilan bagi semua warga negara.